December 18, 2011
Mainan Tuhan
“Jangan pergi keluar. Cuaca sedang buruk.”
“Tapi, aku ingin bermain bu.”
“Main saja dengan mainan-mainan mu yang ada di kamar. Suhu di kamar malah dapat membuatmu lebih hangat.”
Ah, tetap saja tidak seasyik bermain di luar. Lagipula, tidak ada satupun mainan yang menarik yang bisa dimainkan. Semenjak balon kuningnya pergi dibawa orang, gadis kecil itu masih belum berniat untuk memainkan sesuatu, ia bahkan tidak tertarik dengan mainan lagi. Oh bukan, bukan. Ia hanya belum mendapat mainan yang tepat untuk dimainkan bersama lagi.
“Gadis kecil, siapkan baju terbaikmu. Kita akan berangkat ke gereja setelah ini.” Teriak ibu dari dalam kamarnya.
Gadis kecil itu menoleh ke arah suara ibunya. Lalu dengan lantang ia berteriak, “Tapi di luar cuaca sedang buruk, bu. Apa tidak bisa kita ke gerejanya di kamar saja? Cuaca lebih hangat di dalam sana.”
Ibu melongokkan kepalanya dari dalam kamar sambil membedaki mukanya yang masih ayu. Ia menahan tawa atas tingkah gadis kecilnya. Ia tahu gadis kecilnya ingin membalas perkataanya karena Ia tidak mengizinkannya keluar untuk bermain.
“Gadis kecil, di dalam gereja cuaca juga hangat. Kita tidak ber-gereja di lapangan, sayang. Kau tidak akan kedinginan.” Jawabnya sambil tertawa kecil.
“Tapi bu, waktu itu Pendeta bilang Tuhan ada dimana-mana. Kenapa kita tidak menyembah-Nya lewat kamar saja? Tuhan juga tidak akan keberatan, bukan?
Ibu kembali melongokkan kepalanya keluar dari kamar. Dipandangnya gadis kecilnya yang masih termangu memandangi salju yang berjatuhan di luar. Ia tersenyum simpul sambil melentikkan bulu matanya.
“Gadis kecil, kamu tidak salah. Tapi Tuhan sedang rindu padamu. Masakan kau tega membiarkan-Nya menahan rindu-Nya untuk bertemu denganmu?”
Gadis kecil itu menghela napas panjang. Napas yang terlalu panjang untuk gadis sekecil dia. Ia suka berdebat, apalagi dengan ibunya. Seolah-olah jumlah oksigen yang baru Ia hirup menandakan bahwa Ia bersiap menyanggah perkataan ibunya.
“Dia masih bisa bertemu denganku minggu depan, saat cuaca tidak seburuk sekarang ini. Lagipula, Pendeta juga bilang beberapa minggu lalu kalau kita bisa bertemu dengan-Nya kapan saja. Kalau aku saja sanggup menahan diriku sendiri untuk tidak bermain dengan mainanku selama berbulan-bulan, kenapa Tuhan tidak bisa menahan diri-Nya untuk tidak bertemu denganku barang sehari?” Gadis kecil itu kembali berteriak dengan lantang dari tepi jendela. Ia tidak menoleh, ia masih memperhatikan gumpalan-gumpalan uap air yang jatuh dari awan yang bercampur dengan nucleator lalu membentuk butiran-butiran kristal es di luar rumahnya.
Ibunya mengerutkan dahi mendengar gadis kecilnya mampu berkata seperti itu. Ibu menghela napas panjang sambil merapikan alis matanya. Tidak, ia tidak sedang marah ataupun menyiapkan sanggahan untuk gadis kecilnya. Ia hanya akan berkata sekutip.
“Jadi, kau tidak keberatan jika Tuhan menyamakanmu dengan mainan? Tidak lebih?”
Gadis kecil itu terkesiap. Bola matanya membesar, alisnya terangkat dan kedua tangannya yang menyangga kepalanya ia letakkan di atas meja. Ia keheranan mendengarkan perkataan ibunya.
“Apa Tuhan punya mainan?” tanya gadis kecil sambil menoleh ke belakang mencari longokan kepala ibunya. Tapi Ia masih tetap duduk di tepian jendela, tidak beranjak se-inch pun.
Ibunya hanya tersenyum kecil. Gadis kecil tidak mampu melihatnya. Ibunya tersenyum sambil tetap mematut dirinya di depan cermin dan mulai memoles bibirnya yang mungil.
Gadis kecil itu tetap menoleh dan menunggu ibunya menjawab pertanyaannya.
Ibu lalu melongokkan kepalanya keluar. Ia terkejut gadis kecilnya juga menoleh untuk melihatnya. Mata mereka saling beradu pandang. Gadis kecil itu tetap menunggu ibunya mengucapkan sepatah kata. Ibunya tetap memandang gadis kecil, seolah membiarkan gadis kesayangannya tetap terheran-heran.
“Tuhan punya banyak mainan. Tuhan punya apa saja. Tapi, mainan bukan hal yang penting buat Tuhan. Jadi, mainan-mainan Tuhan, Tuhan biarkan tergeletak di kamar-Nya. Tuhan lebih memilih bertemu dengan kita setiap hari ketimbang bermain dengan mainan-mainan-Nya yang ada di kamar. Tuhan senang sekali kalau kita mau bertemu dengan-Nya. Entah saat kita baru bangun tidur ataupun saat kita mau tidur. Entah saat kita mau makan, ataupun sesudah makan. Entah saat kita mau bermain di luar ataupun bermain di kamar. Sekarang kau pilih, kau mau menjadi mainan Tuhan atau menjadi gadis kecil yang bisa bertemu dengan Tuhan setiap hari?”
Gadis kecil itu bangkit dari tempat duduknya, Ia mendatangi ibunya yang masih merias wajahnya di kamar.
“Ibu, mana pakaian terbaikku? Aku mau bertemu dengan Tuhan. Aku mau berpakaian yang rapi.”
Ibunya tersenyum sambil menyerahkan gaun kecil bagi gadis kecilnya.
“Ini. Kenakan dengan benar. Walau Tuhan tidak melihat bagaimana bentuk pakaianmu atau bagaimana kau mengenakannya, tetap kenakan pakaian yang pantas saat bertandang ke rumah-Nya. Tapi, ingat. Tuhan lebih mementingkan niatmu saat Ia bertemu denganmu.”
Gadis kecil itu tersenyum sambil melihat pakaian yang diberikan ibunya. Sebuah gaun mungil berwarna hijau muda yang cukup membuat gadis kecil itu tertarik untuk mengenakannya. Ia sudah lupa bahwa tadinya Ia berniat berdebat dengan ibunya. Tapi, ibunya ada benarnya juga dan Ia tidak sanggup melawan perkataan ibunya. Ia tidak mampu kalau harus mendebatkan sesuatu yang benar.
“Ibu, boleh aku tanya sesuatu?” tanya gadis kecil itu sebelum pergi.
“Tanyalah apa saja, sayang.”
“Berhubung Tuhan menelantarkan mainan-Nya di kamar, apa aku boleh minta satu mainan-Nya? Aku kesepian tidak ada mainan di kamar. Apa boleh bu? Apa Tuhan tidak marah kalau aku minta satu mainan-Nya?”
Ibu kembali tersenyum dibuatnya. Gadis kecilnya selalu tidak kehabisan kata-kata untuk menyimpulkan bibirnya.
“Minta apa saja pada Tuhan, anakku. Jika memang Tuhan berkehendak memberikannya padamu, maka Ia akan memberikannya padamu. Dan, tidak. Dia tidak akan marah apabila kamu memintanya dengan baik-baik. Sekarang, cepat ganti baju di kamar. Tuhan sudah menunggu kita di gereja. Kau tidak mau membuat-Nya menunggu lebih lama lagi bukan?”
Gadis kecil itu melompat kegirangan mendengar jawaban ibunya. Ia berlari menuju kamarnya dan bergegas mengganti bajunya.
“Tuhan, apa bisa aku minta salah satu mainan-Mu? Tapi, itu jika boleh. Kalau tidak, aku tidak akan memaksa. Hanya saja, aku bingung saat aku merasa kesepian tidak bisa bermain dengan apapun. Apalagi jika ibu melarangku bermain di luar. Baiklah Tuhan, semoga boleh saja. Aku tunggu mainan-Mu.” Doa gadis kecil itu dalam hati.
Ia mengganti bajunya dengan pakaian terbaik yang tadi sudah diberikan ibunya. Ia mematut dirinya di depan cermin. Warna hijau muda ternyata cocok dengan warna kulitnya. Membuat gadis kecil itu tampak cantik dan Ia tidak sabar untuk segera pergi ke gereja bersama ibunya.
“Tuhan, sabar ya. Sebentar lagi aku selesai…”
Dan gadis kecil itu mulai membedaki mukanya.
December 11, 2011
"Homosexuality Is a Sin!"
Human created by God. Well, that is what I have got told since I was a little girl. All the logical value, sensitivity, emotion and all the things that cannot be seen are hiding inside human’s mind, waiting to be explored someday. Human use those kinds of things to predict about weather, to feel the pain when their toe got pricked by a little thorn, to learn how to make a sandwich, to burst out tears when saw a melancholic drama or maybe just to fall in love with stranger.
Love also created by God. Well, that is what I have got told when I was a little girl. God created love and let it happen between God and God’s mankind and also between 2 human beings. On the first place, it is because God wants to be loved and God – with no doubt – also will love you back. For the second place, it is because we are just human. We live contiguously and we need each other. Love basically happen between a man and a woman because they are perfect for each other. A man needs a woman to make them a sandwich or a bowl of chicken soup in the rainy day. A woman needs a man to build a warehouse outside their house or to check the engine inside their SUV. A man and a woman just like missing puzzle pieces which make each other feel complete very well; that is what most people said about a usual relationship.
Being gay is not a western invention. It is a human reality. Whether you are straight, gay, lesbian, or bi; you are just human and human needs to love and to be loved. Even a dinosaur needs another too. Why make it so complicated? We have the same skeletons. We breathe the same air. We stand on the ground and live under the sky. The only difference between heterosexual couples and homosexual couples is the genders of the two partners. Because when you fall in love, you fall in love with people not the gender, then why we make gender such a big issue in the relationship?
Do you know what are they looking for? An acceptance. Just an acceptance in the big world while some religion people sometimes ignore the facts that everything could happen in this world. Like what I said before, people were not planning to be in love with others, strangers or not, once you feel love – you cannot refuse it. Then if some people blame all of the sin on homosexual, it is similar like they blame cupid for aiming his arrow. Why do we could not accept them for being who they really are? Why are we making such an issue out of it whereas in fact it is not really affecting us of our lives? No one’s asking them to be homosexual. Because being a homosexual was not a choice. No one wants to be mocked every single day in their entire life. If it was a choice, then maybe they would choose to be a straight man when they can fall in love with their opposite sex, because it is normal and because the society said so. But they did not.
Human are still human. We are surrounded with our imperfection and each of us has our own weaknesses and vulnerabilities. We are the same as others. What makes us different is people’s thought about class, gender, sexuality, race, ethnics and etc. Why could not we look inside ourselves first before we judge people? It would avoid us from being ashamed. We cannot label people by the first impression we first met them or the day afterwards whereas all we know about them just their name not the story behind it.
November 9, 2011
Imperfection
There was a girl.
She loves colors and her favorite one is red. Actually, it could be purple. Because she liked blue a long time before.
She has brown curly hair and she likes to put head craft upon it.
She loves skirt but she doesn’t know how to wear it so she decided to wear jeans instead.
She likes cloud instead of sky and she prefers eat an ice cream than candies.
She would like to keep a secret than shout it out loud to the world.
She loves dog the most than other animals on this earth.
She loves the smell of dew in the morning and gazing to the night sky.
She doesn’t like rain but she might inhale a lot of air when the rain wanted to begin, the essence of soil’s smell. She wishes she could find it’s perfume someday.
She loves to laugh although her joke is not the funniest.
She loves the moment she spent with her friends.
She likes Paris but The Great Britain stole the first position in her mind to be the most wanted places to visit.
She loves Disney even she doubt that if there could be a happy ending in the reality.
She loves knowledge though she had short-term memory.
She likes her eyes, well-rounded and big and her nose too.
She was not a leader, she prefer to be a decision maker.
She was an extrovert when she was with her family.
She loves fried potato and tomato juice.
She is not a big fan of seafood but if you fry it for her, don’t ever remain her about weight gain.
She loves picture but unfortunately she has no skill at drawing so she would like to capture any moment, even she was not a pro.
Writing and reading, she loves them both.
She would like to go to the beach instead of climbing a mountain.
She loves the smell of coffee but she prefers to drink mineral water.
Yes, she was not perfect.
She also hates being alone.
No one knows if she has a very rare phobia.
It is called philophobia.
It is the fear of falling or being in love.
It could be a contradiction with the fact that she hates loneliness but she couldn’t bear it if she started to use her feeling.
She has been alone for a quite long time and she feels comfortable with it.
Even at night she keeps praying to God, asked Him if she could like someone anymore. And God gave her an answer.
There was a boy.
He has black straight hair.
It was not love at the first sight.
Both of them haven’t known each other.
Then, just in one night, it all changed.
The first thing that girl would be never forget was the way he laughed.
Universe knows that girl was not the funniest girl in this earth.
But that boy, he laughed like no one ever told the joke before.
Did she fell for his laugh? No, she has not fallen for him in that moment.
A few moments later, that boy made a joke. Another reason to be in “laugh” together.
Unfortunately, the way he made her laugh was not the answer if that girl has fallen for him.
So this girl, she was confused.
She thought that God has made an answer for her prayer.
But she couldn’t even figure these things out.
She always looking for the boy’s shadow and ask if God fated him to be there.
But when it comes the time when they placed next to each other, there was no any electricity between them.
Girl started to question his feeling,
is this truly the feeling she was looking for so long or it was just another rusty things that happened in a one night?
Suddenly she realized, that damn philophobia has stolen her feeling to be in love.
She couldn’t like someone because she was too afraid to fall.
What if she had already fallen for him then he was not even there to catch her fall?
So she decided to find out the answer.
For now, her mind can wonder about the boy but her heart still being an empty room.
August 14, 2011
You'd Better Never Start
When I already like someone, sometimes fear comes afterwards.
I’m afraid if this just a feeling that won’t lasts long.
I’m afraid if this feeling growing stronger and stronger then he never felt the way I did.
I’m afraid if we are going to be together, someday, soon or later we’re just not a perfect puzzle pieces for each other.
I’m just afraid, and the worse part I just can’t explain why..
..and it kills me.
Then I think,
So, what’s the point of tried to getting closer but you leave at the end ?
You’d better never start..
July 18, 2011
I knew.
I know how it felt when you can't sleep at night, wishing for tomorrow not coming in time.
I know how it felt when nights keep surround you with fear and tears.
I know how it felt when morning comes you wish you still see their eyes and they see yours.
I know how it felt when you begun to pray with hope and asked for something that you really want.
you think that home should be a place when you found some happiness and peace.
it's because...
you afraid of tomorrow if you weren't able to see your family and friends, even your enemy.
it's because...
you full of confusion, you just want to scream and cry but none of them will solve your scare.
it's because...
you know from their eyes, their soul still belong in their chamber inside the body.
it's because...
you start to know what you have to do, bow your head and bend on your knee. pray.
Don't ask me why, I just knew..
..and yeah, I know you can't just stand it when things don't go your way.
But we have no control over what happens anyway.
I just knew how it felt when you lost someone you love, forever.
for him, B.
Thanks for showing me how it felt to have a family and friend at the same time..
♥ you still ♥ you always ♥ you will..
April 23, 2011
You Should Know..
Woke up at early afternoon, checked my phone but nothing’s there.
You should know, I wish your name appeared on my inbox..
When I had my own time in the middle of the night, I’m thinking of you in the sudden.
You should know, it’s hard for me not to remind you..
Playing my playlist shuffled then it came to our song, I sang along.
You should know, my tears fell down afterwards..
Bedtime and I hugged the doggie doll, stroked and cuddled it.
You should know, I wish it were you..
Overslept and had a worst nightmare.
You should know, I already asked God to put you in my dream but maybe He just doesn’t want me to hope too much anymore..
April 18, 2011
Like A Book.
I started to read you.
But, it hasn’t finished yet.
I closed it in the middle of nowhere pages.
I want to read you again..
but, I forgot where the last page I've read.
March 21, 2011
The Wish Lists.
Ekspektasi saya terhadap seseorang mungkin tinggi. Tapi saya masih bisa mengerti jika dia tidak.
Saya ingin seseorang,
yang tahu kapan saatnya menggenggam erat tangan saya.
Saya ingin seseorang,
yang ketika saya menggenggam tangannya, perasaan campur aduk itu ada.
Saya ingin seseorang,
yang mampu membuat rambut saya berantakan dengan acakan tangannya.
Saya ingin seseorang,
yang mengacak rambut saya dan saya masih bisa tersenyum karenanya.
Saya ingin seseorang,
yang mampu menempatkan konteks 'I Love You' di saat yang tepat.
Saya ingin seseorang,
yang bisa dan akan selalu bisa membuat saya membalasnya; 'I Love You too' dan memaknainya.
Saya ingin seseorang,
yang mampu membuat perasaan saya selalu hidup untuknya.
Saya ingin seseorang,
yang mampu membantu saya mengeringkan airmata tidak hanya dengan menyekanya.
Saya ingin seseorang,
yang mampu bertingkah gila saat dia tahu saya tidak sedang ingin menggila bersamanya.
Saya ingin seseorang,
yang ketika saya melihat namanya muncul di inbox, saya mampu berkeringat dingin membukanya.
Saya ingin seseorang,
yang tetap tertawa saat rambut saya terlalu pendek dan Ia lalu berkata,'Tenang,masih banyak waktu menunggu rambutmu panjang.'
Saya ingin seseorang,
yang membuat saya nyaman dan grogi di saat Ia meletakkan kepala saya di bahunya.
Saya ingin seseorang,
yang lebih pintar daripada saya.
Saya ingin seseorang,
yang datang pada saya dari ketidaksengajaan dan berakhir dengan bahagia.
So cheesy ?
Ya, tapi saya tidak meminta terlalu banyak bukan ?
March 20, 2011
Moonlight Sonata
Menatap sebentar.
Lalu dia putuskan untuk duduk di atas kursinya.
Jari telunjuknya menekan perlahan satu persatu tuts dihadapannya.
Tanpa Ia sadari, kesembilan jari yang lainnya menumpang tindih pada tuts.
Monlight Sonata karya Beethoven Ia mainkan.
Perlahan...
Marah, sedih, kecewa dan tak mampu mengungkapkannya pada semua orang.
Ya, dia tidak mampu untuk menangis.
Dia tegar menghadapi semuanya.
Atau mungkin...
Ia terlalu angkuh membiarkan airmatanya menetes.
March 14, 2011
Sudah
Bukan tinggi tumpukan kartunya yang membuat saya bangga melainkan pelajaran yang saya ambil yang belum tentu orang lain miliki..
Sudah usai semuanya. Sudah sampai disini. Sudah tidak ada lagi rumah kartu. Sudah tak ada lagi lembaran kartu yang ditumpuk perlahan.
Sudah..
March 3, 2011
Seseorang
Ia menatap apa yang dia bawa.
Balonnya. Kuning.
Pergi....
January 19, 2011
Rumah Kartu itu ....
permainan yang menyusun banyak kartu hingga menyerupai sebuah rumah atau bangunan yang tinggi. mulai dari rumah-rumahan biasa yang banyak kita temui di jalan sampai gedung Empire State kebanggaan Amerika. ada-ada saja orang-orang yang mampu membangun dan memberdirikan kartu-kartu itu dia atas kartu yang lain. tapi tentunya itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan. sisi-sisi kartu yang tipis satu sama lain di sejajarkan diatas dataran yang panjang namun tetap saja tipis dan .. buktinya tetap saja ada yang mampu menyelesaikan sampai titik puncak terakhir
mungkin seperti itu saya mengibaratkan hubungan yang sedang saya jalin saat ini. seperti layaknya rumah kartu. tipe hubungan yang tidak mudah untuk dibangun namun dengan sedikit angin saja yang menghembusnya maka akan hancur, tinggal puing.
entahlah apa mengibaratkannya sebagai rumah kartu adalah sesuatu hal yang pas. saya juga masih belum tahu apa hubungan seperti ini layak untuk depertahankan. saya hanya belum tahu ..
kadang saya berfikir untuk tetap mempertahankannya sampai titik puncak yang terakhir, kami tetap bertahan. namun ada kalanya saya berharap buaian semilir angin langsung dapat meruntuhkannya dalam sekejap. karena saya merasa saya sudah mengusahakan yang terbaik untuk hubungan ini namun seolah semua tetap sama saja seperti di awal. mungkin tanpa saya sadari, sebenarnya fondasi itu masih kami bangun. kami berdua bahkan belum mencapai jendela lantai 1 apalagi puncak, sangat jauh dari tempat kami berada sekarang ..
tapi entah mengapa, kebodohan saya dan ketidakmampuan saya untuk dapat berdiri sendiri memplokoto saya untuk tetap mempertahankannya.
kadang saya tidak habis pikir, kenapa saya harus mempertahankan seseorang yang tidak bisa membalas pesan saya dalam bahasa inggris, yang malah menangis sambil berkata, "bee, aku ga ngerti artinya :'( " atau "bee, jangan gitu taa. aku gabisa translatenya lhoo :("
saya muak sebenarnya. AMAT SANGAT muak dengan kelakuannya yang bahkan tidak dapat mengerti pesan saya. bagaiamana kami berdua dapat berkomunikasi secara baik jika kami saja tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik ?
sampai-sampai saya berfikir bahwa sebenarnya kami sudah tidak butuh satu sama lain. kami hanya terlalu nyaman dengan keadaan yang telah kami buat sampai sekarang. kami seolah tidak ingin ada yang menggantikan pasangan kami. jika itu terjadi maka kami akan merasa tidak nyaman. baik saya, maupun dia mungkin berharap ini semua segera berakhir. namun ada setitik dalam hati kecil kami yang tidak menginginkan perpsahan itu terjadi. lalu saya berfikir, bagaimana kita bisa maju kalau kita hanya jalan di tempat seperti ini ?
saya sebenarnya iri dengan pasangan-pasangan lain yang ada di luar sana. dalam 3 bulan mereka mampu menemukan cara mereka untuk tertawa bahkan ada yang 3 tahun masih menemukan cara mereka untuk merindukan yang lain. dan saya ? saya kehilangan cara-cara itu di tengah jalan .. bahkan saya juga tidak ingat bagaimana caranya merasa nyaman ada di dekat seseorang yang notabene nya mempunyai hubungan yang (seharusnya) dekat dengan saya
namun nukan hal yang mudah juga untuk melepaskan seseorang yang sudah 2 tahun bersama. tapi, kenangan apa yang kami buat selama 2 tahun itu ? menurut saya, hanya INBOX SMS saya yang mengenang segala perhatiannya, ucapan goodnite nya yang dia kirimkan kepada saya, uacapan sayangnya yang tidak pernah berubah semenjak 2 tahun yang lalu. entahlah, saya bosan ~
saya segera berharap semilir angin berhembus perlahan menghancurkan rumah kartu yang telah kami buat bersama, karena saya tidak tega untuk menghancurkannya seorang diri..
N.B :saya ada di depan komputer ini, membuat cerita ini, sebenarnya juga bukan keinginan saya. tapi entah kenapa, saya bingung harus cerita kepada siapa ? seolah menceritakan semuanya kepada mereka juga tidak akan menyelesaikan masalah. malah hanya membuat saya semakin bingung jalan mana yang harus saya ambil. maka saya memilih untuk diam. bukan berari saya tidak ingin mereka mencampuri urusan pribadi saya, saya hanya mencoba mengambil keputusan yang tepat dan tidak mengambil keputusan yang salah yang pernah saya lakukan dulu.
January 12, 2011
WHAT IS LOVE ?
Love is a back massage that starts above the hairline and ends around the insoles, it's exploration.
Love doesn not have to say, "lets make love," because you know what the other person wants, it understands.
Love is being given an honest chance to say no when you thought you were committed, it's consideration.
Love is both of you remembering protection, it's responsibility.
Love is saying the perfect phrase to make a solemn embrace dissolve into giggles, it's humor.
Love is being told "stop and i'll kill you." It's desire.
Love is reviewing the damge to your living room and realizing personal effects are strewn in a clockwise pattern from the front door the to bedroom, it's abandonment.
Love is seeing what your love really looks like for the first time, it's truth.
Love is knowing what time it is and not caring, it's joy.
Love is the arms around you tightening their embrace, it's ecstacy.
Love is seeing a new side of a person you thought you knew, it's renewal.
Love is telling a person if you have to leave, you will let them sleep, and being told they would rathr be woken, it's tenderness.
Love is waking up to find the subject of the dream you were having asleep on your shoulder, it's where fantasy meets reality.
Love is being there to wake your lover slowly, it's sensuousness.
Love belatedly knows why you bothered to buy a queen-sized bed three years ago, it's practicality.
Love is two people only taking up a third of a queen-sized bed, it's closeness.
Love knows you gave the extra set of keys to your apartment to the right person, its trust.
Love is saying good-bye and knowing you will be back by mutual consent, its faith.
Love is stretching your arms and discovering the real meaning of the word "sore" it's a lesson in human frailty.
Love is opening your medicine cabinet finding your tube of toothpaste turned into a prezel, it's adaptation.
Love is sitting at the window, looking out and remembering who you were with the night before, it's reflection.
Love is hearing the weather forecast for a winter storm and wishing you could spend it in bed with your lover, it's loneliness.
Love is stories that will never be told, it's personal.
HATE letter
2 is gone, and I find my dislike for you
3 grows every day. When I see you,
4 I do not even like your face;
5 the one thing that I want to do is to
6 look at other girls. I never wanted to
7 marry you. Our last conversation
8 was very boring and has not
9 made me look forward to seeing you again.
10 You think only of yourself.
11 If we were married, I know that I would find
12 life very difficult, and I would have no
13 pleasure in living with you. I have a heart
14 to give, but it is not something that
15 I want to give to you. No one is more
16 foolish and selfish than you, and you are not
17 able to care for me and help me.
18 I sincerely want you to understand that
19 I speak the truth. You will do me a favor
20 if you think this is the end. Do not try
21 to answer this. Your letters are full of
22 things that do not interest me. You have no
23 true love for me. Good-bye! Believe me,
24 I do not care for you. Please do not think that
25 I am still your boyfriend."
So bad!! However, before handing over the letter to the girl, the boy told the girl to "READ BETWEEN THE LINES", meaning-only to read 1.3.5.7.9.11.13.15.17.19.21.23.25. (Odd Numbers)
So..Please try reading it again! It's so smart & sweet.... :)
January 4, 2011
tentang TUHAN yang selalu
TUHAN selalu mampu mengubah keadaan sulit semudah membalikkan telapak tangan ..
TUHAN selalu memberikan yang terbaik di akhir ..
TUHAN selalu menyediakan pundak-Nya setiap hari ..
TUHAN selalu memaafkan setiap titik penyesalan ..
TUHAN selalu menegur ketika jalan-Nya bukan yang di kiri melainkan di kanan ..
TUHAN selalu dapat mengasihi ketika yang lain beranjak ..
TUHAN selalu ada .
January 1, 2011
Perempuan
Jika ada pemuda yang mendekati, akan mengira bahwa pemuda memiliki perasaan lebih padanya. Bahkan walau isi pesannya hanya, "halo, sedang apa?"
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Jika seorang pemuda mulai mengajaknya mengobrol dengan sering dan atau suka meneleponnya sesaat sebelum tidur, perempuan akan merasa kegirangan tanpa sebab yang jelas.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Setelah si pemuda mulai sering mengirimkan pesan, dan sering berbalas pesan juga, maka perempuan akan menjadikan si pemuda kebiasaannya. Menjadi kebiasaan seperti heroin. Yang jika tidak muncul sehari akan dicari-cari. Yang jika sehari saja tidak mengirim pesan akan terasa satu dekade. Yang akan merasa 'sakaw' seperti berhenti dari kecanduan. Ya. Sungguh bodoh.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang akan merasa terganggu dengan setiap perlakuan dari setiap pemuda yang datang (dan juga pergi). Yang padahal mungkin bagi si pemuda tidak berbekas apapun, tapi baginya akan terasa sangat spesial.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang akan mematri setiap detail perkataan dan perlakuan dari seorang pemuda yang meninggalkannya dengan janji yang tidak pernah tertepati, yang akan selalu melihat semua pesan-pesan yang pernah pemuda kirimi untuknya di masa lalu, bahkan walau kini pemuda itu telah menjalani hidup bersama perempuan lain yang manis.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang tidak dapat dengan mudah "move on" untuk seorang pemuda yang padahal tidak pernah menyatakan bahwa pemuda itu "into you".
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang akan selalu merasa pusing dan kebingungan untuk kehadiran dua hati dalam satu waktu. Meskipun dia tidak diminta memilih, tapi hatinya tetap tidak bisa memasukkan dua hati lain dalam satu waktu. Padahal mungkin hati hati lain yang hendak memasuki hatinya itu, hanya berkunjung.
Iya. Perempuan itu (kadang) bodoh. Dia selalu tidak dapat dengan mudah untuk pergi meski semua pertaruhan sudah menunjukkan agar dia beranjak dari permainan.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Karena ia dapat sekali dengan mudah dibuat berbesar hati dengan perkataan "stay by my side"
Padahal, dia mestinya dapat menjaga hati untuk orang yang memang benar-benar berniat memasukkan dia dalam hatinya.
Aku tidak suka menjadi perempuan bodoh itu, meski pada kenyataannya, aku tetaplah perempuan yang (kadang) bodoh itu.
IT'S OKAY
ITS OKAY TO WANT SOMEONE YOU CANT HAVE.
ITS OKAY TO KEEP FRIENDSHIPS WHEN YOU DONT WANT THEM, OR WANT SOMETHING MORE.
ITS OKAY TO CRY WHEN YOU'RE HURT, & ITS OKAY TO STAY MAD AT SOMEONE WHO HURT YOU.
BELIEVE IT OR NOT, ITS a l w a y s . g o n n a . b e . ok .
THATS JUST HOW IT WORKS. SOMETIMES,THINGS DONT ALWAYS WORK OUT THE WAY YOU WANT THEM TO, & A LOT OF TIMES, IT SEEMS LIKE THEY NEVER WILL.
BUT ITS OKAY, THATS HOW LIFES SUPPOSE TO GO.
ITS ALL ABOUT LEARNING HOW TO DEAL WITH THE BUMPY PARTS IN THE ROAD & WAITING TIL THEY'RE SMOOTH AGAIN.
ITS ALL ABOUT FORGIVING & FORGETTING. ITS ALL ABOUT WAITING & WISHING.
THATS JUST HOW LIFE IS :)