Aku masih mengatupkan tanganku,
memasukkanmu dalam lantunan kecil permohonan tengah malam.
Tapi kamu,
tiada hentinya menengadahkan tanganmu,
melayangkan sebait harapan untuknya.
Untuk perempuan berpita dan bermata biru.
Ironis miris ya, tuan bertopi fedora?
Tragis..
P.S: For zine collaboration with Adrea Kristatiani
No comments:
Post a Comment