August 31, 2013

Did You Say Amen?

A little girl feels alone.
A little girl needs a friend.

A little girl feels alone and she needs a friend.

...then she starts to kneel

and make a request in a humble manner while she closes her eyes with her hands engaged.

Amen, she says.

August 26, 2013

Entah

Jadi sampai sini saja?
Entahlah, aku juga enggan memberitahukannya pada bagian diriku yang lain.
Apa iya, setelah ini aku akan benar-benar selesai memujanya?
Aku berpikir ini terlalu dini, tapi sepertinya ini juga sudah larut.
Entah mana yang benar.
Aku juga tidak sedang berpikir benar.
Takut itu masih ada, malahan dia berkecamuk.
Meronta agar aku melepaskannya, dan pada akhirnya aku bisa menyerah.
Tunduk padanya dan membiarkannya bersemayam yang entah pula sampai kapan.

Menurutmu aku tahu awal semua ini?
Lalu aku juga tahu bagaimana akhirnya?
Entah, aku tidak tahu.
Entah pula aku harus bertanya kepada siapa.
Yang dipuja terdengar sunyi.

Kalau aku berhenti sekarang, apakah sakitnya akan lebih berkurang?
Bagaimana jika nanti rasa sakitnya sama saja?
Karena kalaupun aku berpura-pura untuk tidak peduli, Tuhan tahu aku masih peduli setengah mati.
Jadi terserah dia, apa dia masih mengijinkan aku memujanya,
atau dia malahan mencari seorang lain yang bisa dia puja.
Memikirkannya saja sudah membuatku sebal bukan kepalang.

Entah.
Menurutmu aku harus apa?
Tetap berdiri disini saja, memandangi punggungnya yang kian menjauh,
diam-diam merekam suara tawanya yang renyah,
dan berharap kami berdua bisa berbincang seperti dulu?
Atau ada baiknya aku mengaku?
Entahlah.

Jadi, apa ada yang bisa mendefinisikan ini semua?
Karena otakku sedang lemah.
Mereka tidak bekerja jika aku sedang jatuh cinta.
Tunggu...
Memang, aku sedang jatuh cinta?
Entahlah...

Ada yang bisa menjawabkannya untukku?

August 22, 2013

Make You Love Me

by : US



If you put your cigarette down
If you put your cigarette down
If you put your cigarette down
You’ll figure out the pain itself inflicted
Now your addicted
To hating the love that I’am giving you
What will you do 
When I’am gone


Do I have to go away to make you love me
Do I have to go away to make you love me


Will you put your cigarette down
Will you put your cigarette down
Will you put your cigarette down
So, we can talk ‘bout how far we have drifted
Never predicted too late to fix everything we've been through
What will you do 
When I’am gone 

Do I have to go away to make you love me
Do I have to go away to make you love me


I hate to see you cry
But you’re the reason why It’s over
You brought this on yourself
You screaming what the hell it’s over


Do I have to go away to make you love me
Do I have to go away to make you love me


Don’t know what you have ‘till its gone
Don’t know what you have ‘till its gone
Don’t know what you have ‘till its gone away…. 

Don’t know what you have ‘till its gone
Don’t know what you have ‘till its gone
Don’t know what you have ‘till its gone away…. 

Make you love me….

Nikotin, Alkohol dan Secangkir Kafein



Kau masih ingat sore itu?
Sesaat sebelum senja menghampiri.
Dengan berbekal rasa penasaran dan keingintahuan yang tidak bisa ditolerir, kita meletakkan janji di ujung kelingking.

3 sekawan di hadapan kita tersenyum girang.
Anak baru, mungkin begitu pikir mereka.
Aku menatapmu dengan sedikit ragu.
Di ujung bibirmu bisa aku lihat guratan senyuman yang amat kecil.
Telunjuk dan jari tengahmu menggamit sebatang, aku menirukannya.
Pematik kau nyalakan seolah sore masih belum terlalu terang untuk kita berdua hari itu.

Hisapan pertama, hisapan kedua, aku layaknya anak kecil yang tidak tahu bagaimana cara mengeja.
Aku terbata-bata mengeluarkan asap dari mulutku.
Sedangkan kau dengan hebatnya menghembuskan asapnya menyerupai 'O'
Dan izinkan aku terkesima melihatmu dengan sebatang rokok di tangan kananmu.

Tenggorokanku kering, nikotin membuatku kehabisan air liur.
Aku raih secangkir kafein yang tersedia, menenggaknya dan melupakan rasa nikotin yang terlampau pahit untuk mulutku.
Disitu aku menemukan kenikmatan.
Sesaat ketika kopi hitam itu meluncur menuju kerongkonganku.
Aku layaknya musafir yang terdampar di gurun pasir dan berakhir dengan oase di ujung lidahnya.

Kau tersenyum ke arahku, mengangkat tinggi gelas kopimu.
Aku mendentingkan badan cangkir putihku ke arah gelas kacamu.
Entah apapun wadahnya, kopi selalu lebih nikmat diminum berdua.
Bukan begitu?

Botol kaca itu kau buka tutupnya.
Kau memutuskan untuk menambahkan sejumput alkohol ke dalam cairan hitam kafeinmu.
Aku memandangmu aneh.
Kau menawarkannya kepadaku.
Aku menggeleng, menolak untuk memasukkan kandungan alkohol ke dalam kopiku.
Tidak ada yang boleh merusak rasa kopiku sore itu.

Kau menyerah, memutuskan untuk menikmati kopimu dengan alkohol.
Sendirian, tanpa aku.
Aku masih berkutat dengan secangkir kafein di tanganku.

Benar kata mereka.
Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk 'melepaskan diri' dari hari yang berat.
Kau dan aku hari itu memutuskannya untuk menelan bulat-bulat kesialan, menghembuskannya menjauh bersamaan dengan asap dari batang yang kita hirup.

Sore itu, kita menyimpulkannya dengan cara yang berbeda.
Aku dengan secangkir kopi,
sedangkan kau menyelesaikannya dengan 1 pak bungkus nikotin dan 2 gelas kafein dengan alkohol di tiap bulirnya.


I owe the picture from here

August 13, 2013

The Sun

"You have to get up in the morning and write something you love, something to live for." - Ray Bradbury

05:54 a.m.

Hi, I like you.
Uhm, you might have heard about it before…
But I never got tired of saying this.

I like the way you dance.
I can feel that the world is also spinning madly on you
Count me in!
Because I am on the top of the list where part of the world wanting more to see you move.

Oh! I also like the way you wake up.
It’s like the best thing that could happen to earth.
Once you open your eyes from the corner of the east…
I could feel the joy that you would bring.

Don’t forget that I also like the way you are going to close your eyes.
Your tiring face makes me want to sing a lullaby to you…
…with a guitar.
Well, if I could play one J

Last thing but not the least, I just like the way you shine.
You show your true colors while some people might afraid with getting darker skin colors because of you.
But I don’t. I hope you know that.

I’m not scared of you, not even a little.
Because I like you, isn’t that enough?

Nope?
Well, all I’m going to say is…
I always be a part of you.
I’m the one who always walk beside you.
I’m the one who will never leave you behind.
Do you know why?

Because there won’t be me if you did not exist.
Because there won’t be new days if you did not wake up.
And I’m part of the world who waiting for you to come.
The beauty that you have whenever you do the 2 most memorable events to the human kind…
That would be my favorite things too.

The way you arise from the east and let the spectrum of colors blend in.
And also from the way you set your time to finally drown in the west...
You combine the gorgeous orange and the marvelous violet.
What else can I say?
There is always beauty in you.

How about me?
Well, I adore you in the silence.
So I would like to keep it low.
So that the universe would stay in the path they worked.
Because there is no such thing we can be together.
Right?

So, this is it.
I think you have enough.
It would be just a stupid letter if you ever read it.
At least, you have my honesty.
I will be loyal to you, like a side-kick to your hero.
But for me, you are more like the butterflies to my belly.

Oh! And I forget to introduce myself.
Hello, I am Morning.

August 4, 2013

Untitled

Aku rindu.
Apa kamu juga?

Itu saja.
Untuk saat ini...