August 22, 2013
Nikotin, Alkohol dan Secangkir Kafein
Kau masih ingat sore itu?
Sesaat sebelum senja menghampiri.
Dengan berbekal rasa penasaran dan keingintahuan yang tidak bisa ditolerir, kita meletakkan janji di ujung kelingking.
3 sekawan di hadapan kita tersenyum girang.
Anak baru, mungkin begitu pikir mereka.
Aku menatapmu dengan sedikit ragu.
Di ujung bibirmu bisa aku lihat guratan senyuman yang amat kecil.
Telunjuk dan jari tengahmu menggamit sebatang, aku menirukannya.
Pematik kau nyalakan seolah sore masih belum terlalu terang untuk kita berdua hari itu.
Hisapan pertama, hisapan kedua, aku layaknya anak kecil yang tidak tahu bagaimana cara mengeja.
Aku terbata-bata mengeluarkan asap dari mulutku.
Sedangkan kau dengan hebatnya menghembuskan asapnya menyerupai 'O'
Dan izinkan aku terkesima melihatmu dengan sebatang rokok di tangan kananmu.
Tenggorokanku kering, nikotin membuatku kehabisan air liur.
Aku raih secangkir kafein yang tersedia, menenggaknya dan melupakan rasa nikotin yang terlampau pahit untuk mulutku.
Disitu aku menemukan kenikmatan.
Sesaat ketika kopi hitam itu meluncur menuju kerongkonganku.
Aku layaknya musafir yang terdampar di gurun pasir dan berakhir dengan oase di ujung lidahnya.
Kau tersenyum ke arahku, mengangkat tinggi gelas kopimu.
Aku mendentingkan badan cangkir putihku ke arah gelas kacamu.
Entah apapun wadahnya, kopi selalu lebih nikmat diminum berdua.
Bukan begitu?
Botol kaca itu kau buka tutupnya.
Kau memutuskan untuk menambahkan sejumput alkohol ke dalam cairan hitam kafeinmu.
Aku memandangmu aneh.
Kau menawarkannya kepadaku.
Aku menggeleng, menolak untuk memasukkan kandungan alkohol ke dalam kopiku.
Tidak ada yang boleh merusak rasa kopiku sore itu.
Kau menyerah, memutuskan untuk menikmati kopimu dengan alkohol.
Sendirian, tanpa aku.
Aku masih berkutat dengan secangkir kafein di tanganku.
Benar kata mereka.
Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk 'melepaskan diri' dari hari yang berat.
Kau dan aku hari itu memutuskannya untuk menelan bulat-bulat kesialan, menghembuskannya menjauh bersamaan dengan asap dari batang yang kita hirup.
Sore itu, kita menyimpulkannya dengan cara yang berbeda.
Aku dengan secangkir kopi,
sedangkan kau menyelesaikannya dengan 1 pak bungkus nikotin dan 2 gelas kafein dengan alkohol di tiap bulirnya.
I owe the picture from here
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment