gadis kecil itu berlari kecil-kecil dengan riang . sepasang kakinya menyusuri pasir pantai yang berwarna putih . seakan beradu dengan panasnya sengatan matahari yang membuat ia harus mengangkat-angkat kakinya lebih sering
tampak di sekitarnya serpihan-serpihan rumah keong yang telah ditinggalkan pemiliknya . entah pergi atau mati
dan tanaman-tanaman laut yang terdampar bersama pasangnya air,daun yang mulai coklat dan mengering
gadis kecil itu terus berlari memainkan langkahnya sambil menjaga agar topi lebar merah jambunya tak terbang menjauh karena angin
sampailah ia di bibir pantai . kaki-kaki mungilnya masih bergeliat kepanasan di atas pasir pantai warna putih . dia maju,selangkah demi selangkah,sampai akhirnya air laut dan buih-buihnya menerpa jemari-jemari mungilnya,menghilangkan rasa panas yang menyengatsesaat ia cukup gembira dengan semuanya itu,sampai ia lupa sudah berapa kali ia mencelupkan,membiarkan kakinya di sentuh oleh lambaian air laut di bibir pantai
sesaat ia mulai berjalan menjauhi pantai . kakinya yang basah meninggalkan jejak di pasir pantai berwarna putih itu . saat ini pasir tak begitu menyengat seperti tadiia berjalan menghampiri batu karang yang sangat besar dan berwarna hitam,cenderung sangat gelap
rasa keingintahuannya muncul . ia berjalan mengitari karang raksasa itu sampai akhirnya ia sadar,ada sebuah lukisan terpampang dengan abstraknya . gadis kecil itu berpikir,'gambar apa gerangan ? layaknya gambar seseorang yang sedang bersedih'
diamatinya gambar tersebut sampai ia yakin bahwa ia tak salahkepalanya di miringkan ke kiri dan ke kanan,mencoba memahami sampai akhirnya ia yakin pada hipotesanya sendiri
layaknya seorang gadis kecil yang masih kecil,ia berusaha membuat gambar itu tersenyum (dia memang benar-benar masih kecil)
ia mulai dengan membuat lelucon tentang dirinya sendiri dan tertawa terbahak,suatu bentuk ekspresi yang dia terima dari ceritanya sendiri . tapi tetap saja lukisan itu tak bergeming
tak habis cara,di ambilnya kerikil-kerikil di sekitar situ dan mulailah ia dengan atraksinya . di letakkannya topi lebar merah jambunya di sebelah kaki kanannya lalu ia mulai memainkan juggling dengan kerikil sampai ia tidak bisa mempertahankan konsentrasinya lalu kerikil itu jatuh dan salah satunya mengenai kepalanya
ia meringis,
tapi tidak merasa sakit .
seakan dia sendiri ingin menertawakan kebodohannya . tapi tetap saja keinginannya tidak tercapai . ia bingung harus bagaimana lagi untuk membuat lukisan yang bersedih itu untuk tersenyum
'sepertinya aku tidak akan pernah membuatmu tersenyum,lukisan ..' pikirnya dalam hati dengan sedih .
lalu ia menggerakkan telunjuk tangan kanannya,berusaha menyentuh lukisan itu ....
tapi tiba-tiba !
sesaat ia baru sedikit saja menyentuh permukaan lukisan itu,di rasakannya lukisan itu bergerak . gambar di lukisan abstrak itu yang ia anggap sebagai mulut dari empunya lukisan bergerak . sayangnya gerakan itu bukanlah untuk membuat suatu simpulan manis sebuah senyuman . melainkan suatu kesedihan yang lebih buruk daripada yang tadi
cepat-cepat gadis itu menarik telunjuk tangan kanannya kembali dan bergegas memungut topi lebar merah jambunya yang berada di sebelah kaki kanannya . di pakainya dan ia buru-buru mempercepat langkahnyabukan kakinya yang sedang beradu dengan sengatan matahari yang membuat hamparan pasir putih itu terasa panas . tapi ini soal otaknya yang beradu dengan nalarnya dan perasaannya
'aku hanya ingin membuat mu tersenyum saat kau melihat ku tertawa bukan membuat mu jauh lebih menderita saat aku menyentuh mu'
langkahnya di percepat,ia berlari . menangis ..
'mungkin memang bukan aku yang bisa membuat mu tersenyum ..'
gadis kecil itu berlari dengan cepat sampai-sampai ia tak menghiraukan topi lebar merah jambunya tertiup angin dan mengapung di permukaan air laut .
03.09.2009
No comments:
Post a Comment