December 15, 2014

Cobalah untuk Tidak Terlalu Peduli

Belakangan ini saya sempat dibuat lara dengan beberapa postingan di media sosial tertentu yang mengangkat tentang masalah agama, fanatisme, dan keyakinan. Maafkan sebelumnya, namun mungkin tidak seharusnya saya ikut turut campur dengan apa yang mau teman-teman saya lakukan tentang apa yang mau dilakukannya di media sosial miliknya, apa yang mau disukainya atau apa yang mau dibagikannya kepada teman-temannya yang lain.

Namun, keyakinan itu masalah yang sensitif.

Kita tidak pernah tahu akan ada berapa orang yang tersakiti hanya karena beberapa postingan yang terlalu menyudutkan atau tidak terbukti kebenarannya.

Saya tahu, mungkin saya tidak layak berbicara seperti ini, namun bagi saya pribadi, hal seperti ini tidak perlu diperbincangkan di hadapan publik. Agama, bagi saya, adalah sebuah privasi; sebuah persoalan personal antara seorang umat dengan Tuhannya. Apalagi jika membandingkan keyakinan dan beradu siapa yang lebih benar. Pada akhirnya, semua akan buang-buang waktu saja.

Karena ketika kita membicarakan keyakinan, hal itu lebih seperti menarik 2 garis sejajar yang tidak akan pernah bertemu. Jadi, mau diskusi sampai pagi ataupun 1000 tahun lagi, saya rasa kita semua akan tetap berpegang teguh pada apa yang akhirnya kita percayai.

Saya percaya atas apa yang saya percayai begitu pula saya juga menghormati atas apa yang mau anda percayai. Karena sebuah kepercayaan dan sebuah keyakinan sebenarnya adalah urusan hati dan spiritual yang seharusnya lepas dari campur tangan orang lain.

Maka, cobalah untuk tidak terlalu peduli.

No comments:

Post a Comment