November 17, 2010

doa [2]

langkah kecilnya ia buat menuju kamarnya. pintu ia tutup rapat namun tidak dikunci.
berlututlah gadis kecil itu di hadapan sebuah kayu salib berwarna coklat

"selamat malam Tuhan, aku harap Engkau tidak lupa aku. kalau Engkau lupa,mungkin aku bisa sedikit mengingatkan-Mu. aku gadis kecil dengan topi merah jambunya. orang-orang mengenalku seperti itu
maaf Tuhan jika mungkin Engkau benar-benar lupa padaku. aku memang jarang berkunjung ke rumahMu, aku jarang menyebut namaMu dengan sungguh-sungguh, aku juga cukup jarang memuliakan dan mengucap syukur dalam namaMu. seolah aku terlalu terlena dan sibuk dengan urusanku sendiri di dunia, yang pastinya urusan surgaku selalu aku nomor sekiankan
maaf Tuhan, jika Engkau memang benar-benar tidak ingat aku, itu tadi sedikit perkenalan dariku, semoga Engkau selalu ingat : ) "

"Tuhan sebelumnya maaf jika aku datang saat aku butuh. aku tahu Tuhan, mungkin Engkau akan menganggap aku tak layak untuk meminta. tapi saat ini ya Tuhan, aku rindu untuk menyapamu, bercerita tentang apa saja yang bisa aku ceritakan
misalnya saja waktu 2 minggu lalu ketika bola plastikku direbut oleh anak gang sebelah. badannya besar Tuhan, lebih besar daripada aku, aku takut. karena itu aku relakan saja bolaku ia ambil. setelah itu aku menangis sambil menghafal jalan pulang ke rumah"
"dan tentu saja aku mengadukannya pada ibuku, berharap ibuku bisa menelepon ibu anak itu dan mengadukan perbuatan yang telah dilakukan si besar itu pada gadis kecilnya. tapi ibuku malah berkata seperti ini Tuhan,"biarlah dia mengambil apa yang bukan miliknya. tugas kita bukan menghakiminya tapi mengampuninya. biar Tuhan sajalah yang memberinya pelajaran,cantik :) "
dan setelah ibuku berkata seperti itu aku menungguMu memberinya pelajaran. hmph, aku fikir Kau akan menjadi guru di sekolahnya yang secara tiba-tiba menyuruh si besar maju ke papan dan mengerjakan soal matematika yang paling sulit"

"tapi ternyata bukan itu. malah tadi pagi, si besar itu terpeleset kulit pisang di depan rumahku. haha, aku tertawa kecil dalam hati. harusnya ibu lihat ekspresinya saat si besar itu terjatuh :) "

"huh sudahlah,mungkin lain kali dia dapat pelajaran yang lebih baik dari Engkau"

"oh iya Tuhan, sebelum aku lupa apa inti doa aku, aku hanya ingin sedikit bercerita"

"ini tentang balon kuning, Tuhan .. entah kenapa aku menjadi bingung apa yang harus aku perbuat kepadanya. mungkin dia tidak sekembung saat pertama kali aku membelinya, helium di dalam dirinya sudah berkurang, ia tidak melayang setinggi dulu. namun, walaupun begitu, dengan segala kekurangannya, ia tidak segera mengempes dan hanya menjadi sebuah balon kering. ia masih mampu menemaniku bermain kok. bahkan di saat aku tidak mampu menemuka beruang coklatku yang sudah rusak dan buluk itu dan juga saat aku kembali ke toko itu, mobil merah pun sudah di beli orang. jadi yang ada padaku hanya balon kuning ini saja .."

"yang sebenarnya ingin aku tanyakan, Tuhan. apa yang harus aku lakukan terhadap balon kuning ini ?
"apakah aku harus mengempeskannya ? menghabiskan seluruh helium di dirinya sampai tak bersisa ? atau aku tetap menikmati kesetiannya padaku karena selalu mengajakku bermain ?

"uuwh Tuhan .. aku sungguh tidak tahu jalan mana yang harus aku ambil. bantu aku Tuhan, berikan sedikit petunjukMu dan ajari aku untuk mengartikan apa yang Engkau maksud. bukan malahan bertengkar dengan keegoisanku sendiri"

"aku tahu Engkau selalu tahu, bahkan sebelum aku sempat mengutarakan hal ini di hadapanMu. hanya saja aku belum tahu apa rencanaMu yang ini untukku, Tuhan. jika memang balon kuning ada untuk menemaniku bermain selamanya, ajari aku untuk selalu mengisi heliumnya di saat dia kekurangan helium. juga ajar kami berdua sebuah permainan yang dapat dimainkan seprang gadis kecil dengan balon kuningnya"

"tapi jika aku harus mengempeskannya dan membuang semua helium yangda di dalamnya, ajari aku untuk membuka ikatannya. karena aku tidak tahu caranya membuka ikatan itu. aku takut jari-jariku malah akan membuatnya tersobek dan heliumnya keluar dengan banyaknya sehingga balon kuningpun hanya seperti seonggok sampah balon belas mainan anak kecil. tidak Tuhan, bukan itu yang aku mau .."
"ajari aku untuk membuka ikatannya secara perlahan sehingga balon kuning tidak akan berakhir di tong sampah depan rumah, ia masih bisa kusimpan :)"

"Tuhan, maafkan aku jika aku terlalu banyak meminta dan menuntut di dalam doa ini, namun aku hanya ingin tahu bagaimana sebuah keputusan dibuat bersama tanganMu yang turut campur. berikan aku keputusan yang terbaik, Tuhan .."

amin

No comments:

Post a Comment